Rasa takut bercampur khawatir yang diderita oleh setiap pemula usaha adalah
suatu yang wajar adanya. Karena mereka sekarang sedang memasuki “dunia
lain”. Tapi bukan berarti ketakutan itu harus dipelihara menjadi semak belukar.
Malah seharusnya dipangkas sehingga bisa memantapkan langkah untuk menapak.
Jangan khawatir, Tanpa kita sadari, sebenarnya kita sudah memiliki modal
“berani” yang kita bawa sejak lahir. Bukankah ketika kita masih berumur 9
bulan, kita sudah berani untuk mulai berdiri dan berjalan? Walau kita tahu akan
jatuh bahkan sering mengalaminya. Apakah ketika itu kita menyerah karena sering
gagal? Ternyata tidak, kita berani melawan karena kita yakin akan tiba di
tujuan, walau jalannya banyak ditaburi ranjau kegagalan. Kini lihatlah
buktinya! kita telah bisa berjalan dan berlari. Ini semua berawal dari
keberanian kita untuk memulai sesuatu yang baru.
sikap Berani untuk memulai usaha.
1. Berani Memulai
Sudah rahasia umum, bahwa seorang dilAnda rasa takut untuk memulai suatu usaha
karena yang terbayang di hadapannya adalah “bagaimana kalau gagal”.
Maka, untuk menepis perasaan ini, marilah kita buat perhitungan: Kalau kita mau
mulai, ada dua kemungkinan yang menanti: mungkin berhasil atau mungkin gagal.
Tapi, kalau kita tidak pernah memulai, cuma ada satu kepastian yang
menghampiri, pasti gagal. Nah, sekarang silahkan pilih,
Berani mencoba = 50% gagal - 50% berhasil
Takut / tidak mau mencoba = 100% gagal?
Berani yang kami maksudkan di sini adalah berani yang penuh perhitungan,
memperhatiakan rambu-rambu dan peraturan. Bukan berani “nekat” atau membabi-
buta, yang pada dasarnya adalah bergerak tanpa perhitungan.
Karena kita tahu manusia hanya berikhtiyar dan mencoba sekuat tenaganya, adapun
yang menentukan rezeki hanyalah Allah Ta’ala.
2. Berani Bertahan atau Berani Bersaing
Setelah langkah pertama dimulai, kini dituntut keberanian lain, yaitu
keberanian bertahan dalam persaingan bisnis.
Persaingan dalam dagang atau dunia usaha adalah hal lumrah dan pasti adanya,
karena kita bukan sedang berjualan di hutan. Akan ada yang berjualan atau
memproduksi benda seperti punya kita, maka beranilah dalam menghadapi persingan
ini. Anggaplah persaingan adalah pemicu adrenalin untuk menambah semangat kita
dalam berusaha.
Bila Anda dulu pernah sekolah di SMP atau SMA, coba Anda bayangkan! Bila dalam
kelas Anda tidak ada saingan, hanya Anda anak yang pintar. Pasti Anda akan puas
dengan nilai 7 karena sudah menempati rangking pertama. Tapi, bila ada pesaing
yang mampu meraih nilai 9, pasti Anda akan lebih giat belajar untuk memperoleh
nilai 10 agar memperoleh peringkat pertama.
3. Berani Tampil Beda
Tampil beda kebutuhan paling urgen dalam menghadapi persaingan. Mungkin produk
atau jasa yang kita jual adalah barang umum di pasaran. Oleh karena itu, jalan
menggaet pelanggan adalah dengan berani tampil beda dalam berbagai hal, baik
dalam iklan, pelayanan, tampilan, dan lain sebagainya.
Ini adalah beberapa contoh praktik “tampil beda” dari pelaku usaha yang mungkin
pernah kita jumpai:
Anda pernah membaca slogan salah satu super market: “Anda dapat harga yang
lebih murah dari kami, maka kami ganti selisihnya”. Saya yakin sekali, pasti
ada salah satu barang yang dijual di tempat lain dengan harga lebih murah, tapi
pernahkah ada yang datang untuk komplain? Jadi, apa fungsi slogan itu? Tak lain
hanyalah untuk tampil beda guna memikat daya tarik konsumen.
Pernah tahu ada warung bakso namanya “ora pathe enak” (bahasa jawa),
yang artinya: gak begitu enak. Kira-kira kalau Anda seorang penggemar bakso,
apa Anda akan tertarik untuk mencobanya? Nah, berawal dari mencoba inilah yang
akan mengalir ke ketagihan.
Pernah dengar ada rumah makan melayani para tamunya bukan dengan menghidangkan
makanan, tapi dengan mempersilahkan mereka memasak sendiri, yang tentunya di
bawah bimbingan chef yang profesional. Ternyata ide itu sangat menarik bagi
orang yang hobi dunia kuliner.